Materi Pembelajaran:
Meneladani Abdurrahman bin Auf: Pengusaha Muslim Teladan
Pendahuluan:
Mengapa Kita Perlu Mengenal Abdurrahman bin Auf?
Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh!
Sahabat-sahabatku yang dirahmati
Allah, hari ini kita akan menyelami kisah luar biasa dari salah satu sosok
paling inspiratif dalam sejarah Islam: Abdurrahman bin Auf. Beliau
bukanlah sekadar sahabat Nabi Muhammad SAW biasa, tapi juga seorang pengusaha
ulung, dermawan tiada tara, dan pribadi yang sangat takut kepada Allah
meskipun hartanya melimpah ruah.
Mengenal Abdurrahman bin Auf bukan
hanya tentang sejarah, tapi tentang menemukan inspirasi. Bagaimana seseorang
bisa menjadi sangat kaya, namun tetap rendah hati dan sangat dermawan?
Bagaimana beliau menyeimbangkan dunia dan akhirat dengan begitu sempurna? Mari
kita temukan jawabannya bersama!
I.
Abdurrahman bin Auf: Dari Kegelapan Menuju Cahaya Islam
- Nama Lengkap dan Asal: Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf Az-Zuhri.
Beliau berasal dari Bani Zuhrah, salah satu kabilah terpandang di Mekah.
- Awal Keislaman:
Beliau termasuk As-Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang pertama
yang memeluk Islam. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq,
sebelum Nabi Muhammad SAW bersembunyi di Darul Arqam. Ini menunjukkan
betapa kuatnya keimanan beliau sejak awal.
- Ujian dan Keteguhan:
Seperti sahabat-sahabat Nabi lainnya, Abdurrahman bin Auf juga merasakan
pahitnya siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy karena keislamannya.
Namun, hal itu tidak sedikit pun menggoyahkan imannya.
II.
Hijrah dan Kemandirian Luar Biasa
Ketika situasi di Mekah semakin
tidak kondusif, Abdurrahman bin Auf ikut serta dalam Hijrah ke Madinah.
Di sanalah terjadi peristiwa monumental:
- Persaudaraan (Muakhah) Ansar dan Muhajirin: Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin
(pendatang dari Mekah) dengan kaum Ansar (penduduk asli Madinah).
Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan seorang Ansar yang sangat
dermawan bernama Sa'ad bin Ar-Rabi'.
- Tawaran Harta dan Istri: Sa'ad bin Ar-Rabi' dengan tulus menawarkan untuk
membagi dua seluruh hartanya, bahkan menceraikan salah satu istrinya agar
bisa dinikahi Abdurrahman bin Auf. Sebuah bentuk persaudaraan yang tak
terbayangkan!
- Penolakan yang Menginspirasi: Dengan sopan, Abdurrahman bin Auf menolak tawaran itu.
Beliau berkata, "Semoga Allah memberkahimu dan keluargamu. Cukup
tunjukkan padaku di mana pasar!"
- Pelajaran:
Inilah kunci pertama keteladanan beliau. Abdurrahman bin Auf tidak ingin
menjadi beban, apalagi meminta-minta. Beliau memiliki harga diri,
kemandirian, dan etos kerja yang tinggi. Beliau tahu, rezeki harus dicari
dengan keringat dan usaha, bukan dengan belas kasihan.
III.
Pengusaha Sukses yang Berkah
Dengan modal seadanya (ada riwayat
mengatakan hanya modal ghee dan keju), Abdurrahman bin Auf pergi ke
pasar Madinah.
- Keuletan dan Kejujuran: Beliau memulai bisnis dari nol, berdagang dengan kejujuran
dan keuletan luar biasa. Beliau tidak pernah menipu, tidak pernah
mengurangi timbangan, dan selalu menjaga amanah. Ini adalah fondasi
keberkahannya.
- Berkah yang Melimpah Ruah: Allah SWT membalas kejujuran dan ketekunannya dengan
keberkahan yang luar biasa. Bisnisnya berkembang pesat dalam waktu
singkat. "Apapun yang aku sentuh, pasti menjadi emas," begitulah
kata beliau. Hartanya terus bertambah hingga beliau menjadi salah satu
orang terkaya di Madinah, bahkan di jazirah Arab.
- Contoh Kekayaan:
- Beliau memiliki ribuan unta, kuda, dan kambing.
- Karavan dagangnya yang membawa barang-barang dagangan
selalu berjumlah ratusan unta.
- Emas dan peraknya berlimpah ruah.
IV.
Puncak Kedermawanan dan Ketakutan Akan Hisab
Meskipun hartanya tak terhingga,
Abdurrahman bin Auf bukanlah orang yang serakah atau cinta dunia. Justru
sebaliknya, beliau adalah sosok paling dermawan dan paling takut akan
pertanggungjawaban harta di akhirat.
- Infak yang Spektakuler:
- Saat Perang Tabuk, beliau menyumbangkan 200 Uqiyah
emas (setara dengan sekitar 5 ton emas!) dan seluruh karavan
dagangnya yang berisi 700 unta penuh bahan makanan untuk pasukan
Muslim.
- Beliau membebaskan banyak budak.
- Beliau membiayai kebutuhan banyak janda, termasuk
janda-janda Nabi Muhammad SAW.
- Beliau sering bersedekah ribuan dinar di waktu yang
berbeda.
- Kisah Menarik Saat Mau Makan: Pernah suatu ketika disajikan makanan yang lezat
kepada beliau, namun ia menangis tersedu-sedu. Ia teringat Mush'ab bin
Umair, seorang sahabat yang syahid dan hanya memiliki sehelai kain kafan
yang jika menutupi kepala, kakinya terbuka, dan jika menutupi kaki,
kepalanya terbuka. Beliau khawatir, kenikmatan dunia telah diberikan
kepadanya di dunia, sehingga tak ada lagi bagiannya di akhirat.
- Wasiat dan Kewafatan:
Meskipun sangat kaya, beliau hidup sederhana. Ketika wafat, beliau
mewariskan harta yang sangat besar, termasuk 1.000 kuda, 3.000 unta, dan
10.000 kambing. Bahkan, setiap istri beliau mendapatkan bagian warisan
yang nilainya sangat fantastis. Namun, yang paling mengesankan adalah
bagaimana beliau senantiasa merasa cemas dan khawatir akan hisab
(perhitungan) hartanya di akhirat.
V.
Ibrah (Pelajaran) dan Keteladanan Abdurrahman bin Auf
Apa yang bisa kita ambil dari kisah
beliau?
- Kemandirian dan Etos Kerja Tinggi: Jangan pernah malas atau menggantungkan diri pada
orang lain. Carilah rezeki dengan halal dan usaha maksimal.
- Kejujuran dan Amanah dalam Berbisnis: Bisnis yang berkah adalah bisnis yang dibangun di atas
kejujuran. Allah akan melipatgandakan rezeki bagi pedagang yang jujur.
- Kedermawanan Tanpa Batas: Harta adalah titipan. Semakin banyak kita bersedekah,
semakin banyak pula keberkahan yang Allah berikan. Abdurrahman bin Auf
membuktikan bahwa memberi tidak akan membuat kita miskin, justru semakin
kaya.
- Sikap Zuhud (Tidak Mencintai Dunia Secara Berlebihan): Meskipun kaya raya, hati beliau tidak terikat pada
dunia. Beliau selalu takut hisab dan selalu mendahulukan akhirat. Kekayaan
hanyalah alat untuk beribadah dan berbuat kebaikan.
- Peran Harta dalam Islam: Harta bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk meraih
ridha Allah. Dengan harta, kita bisa beribadah, membantu sesama, dan
memperkuat umat Islam.
Penutup:
Mengaplikasikan Keteladanan Abdurrahman bin Auf
Kisah Abdurrahman bin Auf adalah
bukti nyata bahwa seorang Muslim bisa menjadi sukses secara duniawi tanpa
melupakan akhirat. Beliau menunjukkan kepada kita bahwa kekayaan yang diberkahi
adalah kekayaan yang digunakan di jalan Allah.
Mari kita coba meneladani beliau:
- Jika kita seorang pelajar, jadilah pelajar yang giat
dan mandiri.
- Jika kita seorang pengusaha, jalankan bisnis dengan
jujur dan jadikan kedermawanan sebagai bagian tak terpisahkan dari usaha
kita.
- Bagaimanapun keadaan kita, tanamkanlah selalu sikap
syukur, kerja keras, dan kedermawanan.
Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keberkahan kepada kita semua.
Pertanyaan Refleksi:
- Setelah mendengar kisah Abdurrahman bin Auf, apa satu
hal paling penting yang akan kalian terapkan dalam hidup kalian mulai hari
ini?
- Bagaimana kalian bisa menjadi "Abdurrahman bin
Auf" di masa kini dengan kemampuan dan kesempatan yang kalian miliki?
Pilihan
Tugas Siswa: Meneladani Abdurrahman bin Auf
Pilih salah satu tugas di bawah ini
sesuai dengan minat dan kemampuanmu!
Tugas
1: Jurnal Refleksi Diri (Individu)
Tujuan: Mendorong siswa untuk merenungkan dan mengaplikasikan
nilai-nilai Abdurrahman bin Auf dalam kehidupan pribadi.
Deskripsi: Buatlah jurnal refleksi diri yang berisi setidaknya dua
paragraf. Dalam jurnal ini, jelaskan:
- Satu sifat teladan
dari Abdurrahman bin Auf yang paling menginspirasi kamu (misalnya:
kemandirian, etos kerja, kedermawanan, atau sikap zuhud).
- Bagaimana kamu akan menerapkan sifat tersebut dalam kehidupan sehari-harimu, baik di
sekolah, di rumah, atau di lingkungan sosial. Berikan contoh konkret.
Contoh Awal (opsional): "Setelah belajar tentang Abdurrahman bin Auf, saya
sangat terinspirasi oleh semangat kemandirian beliau. Ketika hijrah ke Madinah,
beliau tidak ingin merepotkan Sa'ad bin Ar-Rabi' dan langsung meminta
ditunjukkan pasar untuk berdagang..."
Tugas
2: Infografis "Profil Pengusaha Muslim Teladan" (Kelompok 2-3 orang)
Tujuan: Mengembangkan kreativitas, kemampuan meringkas informasi,
dan kerja sama tim.
Deskripsi: Buatlah infografis digital atau manual (di kertas
poster) yang merangkum poin-poin penting tentang Abdurrahman bin Auf sebagai
pengusaha muslim teladan. Infografis harus mencakup:
- Biodata singkat
Abdurrahman bin Auf.
- Perjalanan bisnisnya
(dari nol hingga sukses).
- Contoh-contoh kedermawanan beliau yang luar biasa.
- Pelajaran-pelajaran penting (ibrah) yang bisa diambil dari kisahnya.
- Gunakan gambar, ikon, atau ilustrasi yang menarik untuk
mendukung informasi.
Alat yang bisa digunakan: Aplikasi desain grafis (Canva, Piktochart, dll.) atau alat
tulis dan kertas poster.
Tugas
3: Rencana Aksi "Gerakan Kebaikan Ala Abdurrahman bin Auf"
(Individu/Kelompok Kecil)
Tujuan: Mendorong siswa untuk melakukan aksi nyata kedermawanan dan
menumbuhkan jiwa sosial.
Deskripsi: Buatlah rencana aksi kecil untuk melakukan kebaikan
atau kedermawanan di lingkungan sekitarmu, terinspirasi dari semangat
Abdurrahman bin Auf. Rencana ini harus mencakup:
- Nama kegiatan:
Apa nama aksi kebaikan yang akan kamu lakukan? (Contoh: "Sedekah
Jajan untuk Adik Yatim", "Bakti Sosial Bersih-Bersih
Masjid", "Penggalangan Dana Buku Bekas", dll.)
- Tujuan:
Apa tujuan utama dari kegiatan ini?
- Target Penerima Manfaat: Siapa yang akan merasakan manfaat dari kegiatanmu?
- Langkah-langkah Pelaksanaan: Bagaimana kamu akan melakukan kegiatan ini? (Misalnya:
mengumpulkan uang, membeli barang, membagikan, dll.)
- Perkiraan Dampak:
Apa dampak positif yang kamu harapkan dari kegiatan ini?
Catatan: Kegiatan ini tidak harus besar, bisa dimulai dari hal-hal
sederhana namun bermakna.
Tugas
4: Naskah Vlog/Video Pendek "Inspirasi Abdurrahman bin Auf untuk Generasi
Milenial" (Individu/Kelompok 2-3 orang)
Tujuan: Mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum,
kemampuan membuat konten, dan menyampaikan pesan inspiratif.
Deskripsi: Buatlah naskah singkat (durasi 2-3 menit) untuk vlog
atau video pendek yang menjelaskan mengapa kisah Abdurrahman bin Auf relevan dan
bisa menginspirasi generasi muda (milenial/Gen Z) di era sekarang. Dalam naskah
ini, sertakan:
- Pembukaan yang menarik.
- Poin-poin utama dari kisah Abdurrahman bin Auf yang
kamu anggap paling relevan.
- Hubungkan keteladanan beliau dengan tantangan atau peluang
di era modern (misalnya: startup, e-commerce, filantropi
digital).
- Ajakan/pesan moral untuk penonton.
Tips: Kamu bisa menambahkan ide-ide visual atau adegan singkat
dalam naskahmu. Jika memungkinkan dan ada fasilitas, kalian bisa mencoba
merekam videonya.
Materi Pembelajaran: Meneladani Abu Dzar Al-Ghifari: Sang Zahid
dan Pemberani Kebenaran
Pendahuluan:
Siapa Abu Dzar Al-Ghifari dan Mengapa Kisahnya Penting?
Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh!
Sahabat-sahabatku yang luar biasa,
hari ini kita akan berkenalan dengan seorang tokoh yang mungkin tidak sepopuler
sahabat Nabi lainnya, namun memiliki tempat yang sangat istimewa di hati
Rasulullah SAW: Abu Dzar Al-Ghifari. Beliau adalah sosok yang berbeda,
seorang yang dikenal sangat zuhud (tidak mencintai dunia secara
berlebihan), pemberani dalam menyampaikan kebenaran, dan memiliki hati
yang bersih dari ketamakan harta.
Mengapa kisah beliau penting bagi
kita di zaman sekarang? Di tengah hiruk-pikuk dunia yang serba materialistis,
kisah Abu Dzar mengajarkan kita tentang makna sejati kebahagiaan, pentingnya
keberanian untuk bersuara demi keadilan, dan bagaimana hidup sederhana
bisa membawa ketenangan jiwa. Mari kita pelajari bersama!
I.
Abu Dzar: Dari Perampok Menjadi Pemimpin Kaumnya
- Nama Asli dan Asal Suku: Nama asli beliau adalah Jundub bin Junadah. Beliau
berasal dari suku Ghifar, sebuah suku Badui yang tinggal di dekat Mekah
dan terkenal sering melakukan perampokan di jalur perdagangan.
- Pencarian Kebenaran:
Sebelum Islam datang, Abu Dzar adalah pribadi yang gelisah. Hatinya tidak
menerima penyembahan berhala yang dilakukan kaumnya. Beliau telah
merasakan kerinduan akan kebenaran dan mencari Tuhan Yang Esa.
- Berita tentang Nabi Muhammad SAW: Ketika mendengar tentang seorang Nabi baru di Mekah
yang menyerukan Tauhid, hati Abu Dzar bergetar. Beliau mengutus saudaranya
untuk mencari tahu, namun tidak puas dengan laporannya. Akhirnya, dengan
tekad bulat, beliau sendiri yang berangkat ke Mekah.
- Perjumpaan dengan Nabi dan Keislaman: Sesampainya di Mekah, beliau berhari-hari mencari Nabi
Muhammad SAW hingga akhirnya bertemu. Tanpa ragu, beliau langsung
mengucapkan syahadat dan masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Beliau
adalah salah satu dari sedikit orang yang masuk Islam secara mandiri, bukan
melalui ajakan sahabat lain.
II.
Keberanian dan Penegasan Kebenaran di Mekah
- Muslim Pertama yang Menampakkan Keislaman di Mekah: Setelah bersyahadat, Nabi Muhammad SAW menyuruh Abu
Dzar untuk kembali ke kaumnya dan mendakwahi mereka. Namun, Abu Dzar yang
pemberani justru berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, aku tidak akan kembali sebelum aku mengeraskan suaraku dengan
Islam di Masjidil Haram!"
- Mendakwahkan Islam di Ka'bah: Abu Dzar pergi ke Ka'bah, tempat di mana para kafir
Quraisy berkumpul, dan dengan lantang menyerukan, "Asyhadu an laa
ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah!" (Aku bersaksi
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah!).
- Siksaan dan Keberanian Tak Goyah: Kaum Quraisy marah besar dan langsung mengeroyoknya
hingga pingsan. Namun, ketika sadar, beliau kembali menyerukan syahadat.
Kejadian ini terulang beberapa kali, namun sedikit pun tidak menggoyahkan
keimanannya.
- Pelajaran:
Kisah ini menunjukkan keberanian luar biasa Abu Dzar dalam menyampaikan
kebenaran, bahkan di tengah ancaman. Beliau tidak takut celaan atau
siksaan demi menegakkan kalimat Allah.
III.
Sang Zahid: Hidup Sederhana dan Anti-Kemewahan
Abu Dzar Al-Ghifari dikenal sebagai
simbol zuhud (asketisme) dalam Islam. Beliau sangat berpegang teguh pada
sabda Nabi: "Janganlah harta itu terkumpul pada kalian melebihi
kebutuhan."
- Penolakan Harta Dunia: Beliau tidak tertarik dengan kemewahan dunia. Harta
yang didapatkannya selalu langsung beliau infakkan atau sedekahkan hingga
tidak tersisa. Beliau meyakini bahwa menimbun harta adalah hal yang tidak
disukai Allah jika harta itu tidak digunakan di jalan-Nya.
- Gaya Hidup yang Sangat Sederhana: Beliau hidup sangat sederhana, bahkan cenderung miskin
menurut ukuran manusia. Rumahnya sederhana, pakaiannya seadanya, dan
makanannya pun secukupnya. Beliau pernah berkata, "Aku tidak butuh
dunia kecuali untuk makan sebatas agar aku bisa berdiri dan melakukan
ibadah."
- Khawatir Hisab Harta:
Salah satu alasan utama kezuhudan beliau adalah rasa takut yang luar biasa
akan hisab (perhitungan) di hari kiamat atas setiap harta yang dimiliki.
Beliau khawatir jika terlalu banyak harta, akan memperpanjang waktu
hisabnya dan menyulitkan jalannya menuju surga.
- Kritik terhadap Pemimpin yang Bergelimang Harta: Abu Dzar dikenal berani mengkritik para pejabat atau
orang kaya yang menimbun harta dan tidak menginfakkannya di jalan Allah,
terutama pada masa Kekhalifahan Utsman bin Affan. Ini yang membuatnya
sering berselisih paham dengan penguasa saat itu.
- Pelajaran:
Zuhud bukan berarti tidak boleh punya harta, tapi hati tidak terikat pada
harta. Harta hanya titipan yang harus digunakan untuk kebaikan dan
ibadah. Abu Dzar mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan merasa
cukup, agar hati kita tenang dan tidak diperbudak oleh dunia.
IV.
Pengasingan Diri dan Akhir Hayat yang Mulia
Karena kritiknya yang tajam dan
sikapnya yang sangat idealis terhadap harta, Khalifah Utsman bin Affan meminta
Abu Dzar untuk tinggal di luar Madinah demi menjaga ketenangan dan stabilitas sosial.
- Tinggal di Rabadzah:
Abu Dzar memilih untuk tinggal di sebuah daerah terpencil bernama Rabadzah
bersama keluarganya. Di sana, beliau tetap menjalani hidup zuhud dan
sederhana, tanpa mengeluh.
- Wafat dalam Kesederhanaan: Ketika wafat, Abu Dzar tidak memiliki harta benda
apapun. Bahkan kain kafan pun beliau tidak punya, hingga rombongan sahabat
seperti Abdullah bin Mas'ud yang sedang lewat akhirnya mengurus jenazah
beliau. Ini adalah bukti nyata kezuhudan beliau hingga akhir hayat.
- Pujian Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW sangat mencintai Abu Dzar. Beliau
pernah bersabda, "Tidak ada di bawah langit ini seorang pun yang
lebih benar ucapannya daripada Abu Dzar." dan "Abu Dzar hidup
sendiri, meninggal sendiri, dan akan dibangkitkan sendiri."
V.
Ibrah (Pelajaran) dan Keteladanan Abu Dzar Al-Ghifari
Apa yang bisa kita ambil dari kisah
beliau?
- Keberanian dalam Membela Kebenaran: Jangan takut untuk berbicara yang benar, bahkan jika
itu tidak populer atau menghadapi tantangan. Namun, sampaikan dengan cara
yang bijak.
- Kezuhudan dan Kesederhanaan: Harta hanyalah titipan. Jangan sampai kita diperbudak
olehnya. Hidup sederhana membawa ketenangan jiwa dan menghindarkan kita
dari hisab yang berat di akhirat.
- Hati yang Bersih dari Ketamakan: Abu Dzar mengajarkan kita untuk tidak tamak dan selalu
merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan.
- Peduli Sesama dan Keadilan Sosial: Meskipun sangat menjaga diri dari harta, Abu Dzar
sangat peduli terhadap orang miskin dan berani menyuarakan keadilan bagi
mereka yang tertindas.
- Keteguhan Iman:
Dari awal hingga akhir hayat, iman Abu Dzar tidak pernah goyah, meskipun
menghadapi siksaan, pengasingan, dan kesulitan hidup.
Penutup:
Mengaplikasikan Keteladanan Abu Dzar
Kisah Abu Dzar Al-Ghifari adalah
pengingat bagi kita semua. Di dunia yang serba gemerlap ini, kita seringkali
tergoda untuk mengejar materi sebanyak-banyaknya. Namun, Abu Dzar menunjukkan
bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta, melainkan pada
ketenangan hati, kejujuran jiwa, dan keberanian untuk hidup sesuai prinsip
kebenaran.
Mari kita coba meneladani beliau:
- Berani menyampaikan kebenaran dengan hikmah.
- Belajar hidup sederhana dan tidak terlalu terikat pada
kemewahan.
- Menggunakan harta (jika ada) untuk kebaikan, bukan
untuk menumpuknya.
Semoga kisah ini menginspirasi kita
semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berani, dan zuhud.
Pertanyaan Refleksi:
- Bagaimana menurutmu, apakah konsep zuhud Abu Dzar
Al-Ghifari masih relevan di era modern ini? Mengapa?
- Bagaimana cara kita menyeimbangkan semangat kezuhudan
Abu Dzar dengan semangat kewirausahaan Abdurrahman bin Auf dalam hidup
kita?
Pilihlah salah satu tugas yang
paling menarik bagimu dan kerjakan dengan sepenuh hati! Selamat belajar dan
berkreasi!
Pilihan
Tugas Siswa: Meneladani Abu Dzar Al-Ghifari
Pilih salah satu tugas di bawah ini
sesuai dengan minat dan kemampuanmu!
Tugas
1: Jurnal Refleksi: Makna Kesederhanaan dan Kebenaran (Individu)
Tujuan: Mendorong siswa untuk merenungkan nilai-nilai
kesederhanaan, keberanian dalam menyampaikan kebenaran, dan sifat zuhud dalam
kehidupan pribadi.
Deskripsi: Buatlah jurnal refleksi diri yang berisi setidaknya dua
paragraf. Dalam jurnal ini, jelaskan:
- Satu sifat teladan
dari Abu Dzar Al-Ghifari yang paling menginspirasi kamu (misalnya:
kesederhanaan, keberanian membela kebenaran, menolak harta dunia, atau
kepedulian sosial).
- Bagaimana kamu akan menerapkan sifat tersebut dalam kehidupan sehari-harimu. Berikan
contoh konkret, seperti bagaimana kamu bisa lebih sederhana, atau
bagaimana kamu berani menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik.
Contoh Awal (opsional): "Kisah Abu Dzar Al-Ghifari sungguh membuat saya
berpikir ulang tentang pentingnya kesederhanaan. Beliau tidak pernah silau
dengan harta dan selalu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan..."
Tugas
2: Debat atau Diskusi Panel: "Harta dalam Islam: Ujian atau Berkah?"
(Kelompok 3-4 orang)
Tujuan: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berargumentasi,
dan kerja sama tim dalam memahami konsep harta dalam Islam dari sudut pandang
yang berbeda.
Deskripsi: Bentuklah kelompok dan persiapkan diri untuk debat atau
diskusi panel dengan tema "Harta dalam Islam: Ujian atau
Berkah?".
- Kelompok pertama
akan berperan sebagai "Tim Abu Dzar" yang menekankan bahaya
penumpukan harta dan pentingnya kesederhanaan, serta prioritas akhirat.
- Kelompok kedua
akan berperan sebagai "Tim Abdurrahman bin Auf" (atau pandangan
yang seimbang) yang menekankan harta sebagai berkah jika didapatkan secara
halal dan diinfakkan di jalan Allah.
- Setiap kelompok harus menyiapkan argumen-argumen yang
kuat, bukti dari Al-Qur'an/Hadis, serta contoh-contoh relevan.
- Guru atau salah satu siswa dapat bertindak sebagai
moderator.
Fokus diskusi: Bagaimana menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, peran
harta dalam Islam, dan bagaimana menghindari sifat tamak.
Tugas
3: Kampanye Kesadaran Sosial: "Hidup Sederhana, Berani Bicara
Kebenaran" (Individu/Kelompok Kecil)
Tujuan: Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kampanye
positif, menumbuhkan jiwa kepedulian sosial, dan menyampaikan pesan inspiratif.
Deskripsi: Rancang sebuah kampanye kesadaran sosial di
lingkungan sekolah atau media sosialmu (dengan izin dan pengawasan guru) yang
terinspirasi dari prinsip-prinsip Abu Dzar Al-Ghifari. Pilih salah satu fokus:
- "Hidup Sederhana Itu Keren": Buat konten (poster digital, reel Instagram
singkat, video TikTok) yang mengajak teman-teman untuk hidup lebih
sederhana, tidak konsumtif, dan bersyukur.
- "Berani Bicara Kebenaran": Buat konten yang mendorong keberanian menyampaikan
kebenaran (terutama di era informasi/hoaks), namun dengan cara yang bijak
dan beradab.
Output:
- Poster digital/fisik
dengan slogan dan ilustrasi menarik.
- Naskah singkat untuk video (durasi 1-2 menit) yang berisi pesanmu.
- Presentasi
tentang ide kampanye dan mengapa kamu memilih tema tersebut.
Posting Komentar